Sabtu, 29 Desember 2018

PSIKOLOGI PENDIDIKAN (JHON DEWEY)



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Pendidikan dalam perjalanannya selalu berusaha mencari cara yang tepat untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Banyak tokoh pendidikan yang berusaha menawarkan cara pendidikan menurut pemahaman dia mengenai pendidikan itu sendiri, dengan tujuan memajukan pendidikan yang ada, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan.
Belajar merupakan suatu usaha sadar yang bertujuan untuk merubah sikap seseorang. Mengingat gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga banyak tokoh-tokoh pendidik yang membahas mengenai teori-teori pembelajaran, seperti teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, belajar kognitif yang dikembangkan Jean Peaget, teori belajar Gestalt dan masih banyak lagi.
John Dewey juga merupakan salah seorang tokoh pendidikan berkebangsaan Amerika yang menawarkan tentang pola pendidikan partisipatif. Yang bertujuan untuk lebih memberdayakan peserta didik dalam jalannya proses pendidikan. Pendidikan partisipatif akan membawa peserta didik untuk mampu berhadapan secara langsung dengan realitas yang ada di lingkungannya. Sehingga, peserta didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realitas yang ada. Dengan cara ini peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa konsep dasar pemikiran John Dewey ?
2.      Apa tujuan pendidikan menurut Jhon Dewey ?
3.      Siapakah yang termasuk dalam lingkungan pendidikan menurut Jhon Dewey ?
4.      Seperti apa proses pendidikan menurut Jhon Dewey ?
5.      Bagaimana metode pengajaran menurut Jhon Dewey ?
6.      Sumbangsih apa saja yang telah diberikan Jhon Dewey dalam dunia pendidikan ?


C.  TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui konsep dasar pemikiran pendidikan John Dewey.
2.      Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut Jhon Dewey.
3.      Untuk mengetahui siapa saja yang berada dalam lingkungan pendidikan.
4.      Agar dapat memahami proses pendidikan menurut Jhon Dewey.
5.      Agar mengatahui metode pengajaran yang baik menurut Jhon Dewey.
6.      Untuk mengetahui apa sajakah yang telah dilakukan Jhon Dewey dalam dunia pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  BIOGRAFI JHON DEWEY
John Dewey adalah seorang filsuf, teoritikus, dan reformator pendidikan, serta kritikus sosial yang sangat memengaruhi masyarakat Amerika Serikat di awal dan pertengahan abad XX. Bersama Charles Sanders Peirce dan William James, ia menjadi juru bicara utama filsafat khas Amerika, Pragmatisme, dan ia adalah pemimpin gerakan pendidikan progresif. Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka. Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma.
John Dewey dilahirkan pada 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont. Ia anak ketiga dari empat bersaudara buah hati pasangan Artchibald Dewey dan Lucina Rich. Ia  dibesarkan  di kota  yang  sama  dari keluarga  yang  saleh dengan  latar  belakang  ekonomi kelas  menengah. Pendidikan  yang dilajalaninya  hingga  SMA,  berporos pada penghafalan.  Cara belajar yang  demikian  membosankannya, tetapi  ia termasuk  siswa  yang  rajin  dan  pintar, maka  ia  dapar  menyelesaikan pendidikan  dasar  pada  usia  dua  belas  tahun.  Pendidikan  menengah  yang dijalaninya lebih  berorienrasi  pada  studi  klasik  (bahasa,  sastra,  dan matematika). Setelah menyelesaikan pendidikan persiapan di sekolah negeri Burlington, ia masuk ke Universitas Vermont pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun keempat ia menemukan minat khusus intelektualnya. Pada tahun 1884, ia meraih gelar doktor dari Universitas John Hopkins yang pada waktu itu baru didirikan. Setelah menyelesaikan  pendidikan  di perguruan  tinggi,  Dewey  melibatkan  diri dalam  dalam  dunia pendidikan. Ia pernah  menjadi  guru  SMA di Oi1 City, negara  bagian  Pennsylvania  dan menjadi  dosen  di  Michigan,  Minnesota,  Chicago,  dan Universitas Coiumbia di  New  York.
Pada tahun 1886 Dewey menikahi mantan muridnya, Alice Chipman. Dia adalah  mantan  mahasiswanya yang  kemudian  menjadi pimpinan dari  sekolah laboratorium di Universitas Chicago. Mereka  memiliki  enam  orang  anak, tetapi  dua  orang  putranya meninggal  ketika  mereka  masih muda. pada tahun  1905,  mereka pindah ke Universitas  Columbia  dan  istrinya meninggal  pada tahun 1927. Istrinya sangat berminat pada pandidikan dan masalah-masalah sosial, dan hal ini memengaruhi Dewey. Pada tahun 1946,  Dewey menikah  lagi  dengan  seorang  janda  bernama  Roberta  Grant, yang usianya  tiga  puluh  tahun  lebih  muda. Rumah  tangganya  dijadikan  sebagai  laboratorium  untuk pengujian kebenaran  gagasannya.
Dalam bidang psikologi, ia adalah guru besar psikologi di Universitas Chikago. Dewey terkenal karena bukunya yang berjudul Psychology yang terbit pada tahun 1889. Pemikirannya dalam buku ini didasarkan pada filsafat pragmatime, dimana fokus perhatian psikologi Amerika bukanlah teori tapi penggunaan praktis . mereka tidak mempertanyakan jiwa (apakah itu jiwa) tetapi melihat kegunaan jiwa itu bagi manusia.
Setelah lulus Dewey mengajar di Universitas Michigan hingga kepindahannya ke Universitas Chikago pada tahun 1894, disana Dewey menjabat sebagai kepala bidang Fakultas Filsafat .Ia tertarik ke Universitas Chikago karena jurusan pendidikan disana disatukan antara Filsafat dan Psikologi. Sebagai filsuf, dia mempropagandakan filsafat pragmatisme yang sekaligus merupakan ciri filsafat Amerika Serikat. Bersama William James mereka mendirkan sekolah Filsafat Pragmatisme. Dalam bidang pendidikan, ia dianggap sebagai orang yang sangat berpengaruh. Ia menekankan hubungan antara demokrasi dan pendidikan. Ia mengatakan demokrasi bukanlah sesuatu yang statis tapi harus terus dipelajari dan terus dikembangkan dalam pendidikan.
Ia kemudian mendirikan Laboratory School yang dikenal dengan nama The Dewey School. Di pusat penelitian ini ia pun memulai penelitiannya mengenai pendidikan di sekolah-sekolah dan mencoba menerapkan teori pendidikannya dalam sekolah-sekolah. Hasilnya, ia meninggalkan pola dan proses pendidikan tradisional yang mengandalkan kemampuan mendengar dan menghafal. Sebagai ganti, ia menekankan pentingnya kreativitas dan keterlibatan murid dalam diskusi dan pemecahan masalah. Hasilnya  sangat  baik  serta  dipuji  karena  menjadi  wadah  pendidikan  yang paling  kreatif  dalam  dunia pendidikan  di Amerika,  bahkan  di  dunia pada saat  itu.
Perjuangan Dewey bersama teman-temannya di Universitas Chikago untuk mendirikan psikologi atas dasar filsafat pragmatisme ini melahirkan istilah kelompok Chikago dari aliran Fungsionalisme. Selanjutnya, ia sependapat dengan aliran behaviorisme yang melihat tingkah laku manusia sebagai respons terhadap stimulus, namun Dewey melihat stimulus-respons sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pandangan terakhir Dewey ini merupakan cikal bakal lahirnya psikologi Gestalt. Pada tahun 1904, Dewey berhenti dari Universitas Chikago karena pertentangannya dengan rektor mengenai pengelolaan dan pembiayaan departemen pendidikan  dan pindah ke Universitas Columbia sebagai profesor dalam bidang filsafat, dengan tambahan mengajar di Teacher College. Ia mengajar di Universitas Columbia hingga masa pensiunnya pada tahun 1929.
Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 42 buku dan kurang lebih dari 700-an artikel. Diantara beberapa karyanya antara lain adalah :
Ø  The Reflex Arc Concept in Psychology (1896), artikel yang diterbitkan dalam Pyschological Review 3: 367-370.
Ø  The School and Societay (1899, 1961).
Ø  Student and Locigal Theory (1903).
Ø  Logical Conditions of Scientific Treatment of Morality (1903).
Ø  Democracy and Education to the Philosiphy of Education (1916, 1953).
Ø  Essays in Experimental Logic (1916, 1953).
Ø  Experience and Education (1938).
Ø  Theory of  Valuation (1939), artikel yang dimuat dalam International Encyclopedia of Unified Science, vol.2 No.4.
Ø  Freedom and Culture (1939).
Dewey dikaruniai kesehatan yang baik sampai ia berusia 80 tahun. Pada November 1951 tulang pinggulnya patah dan gagal disambung kembali dengan baik. Pada 1 Juni 1952, Dewey meninggal akibat pneumonia di New York Amerika Serikat. Berdasarkan  pengalaman  pola  asuh  yang  dialami  oleh John Dewey  dari orangtuanya,  pengalamannya  berumah  tangga sebagai  seorang  suami  dan ayah,  pengalamannya  dalam  menjalani pendidikan  penelaahnya terhadap  filsafat,  ilmu  jiwa,  dan  tulisan  dari para pendidik  seperti Pestalozzi, Froebel,  dan  Herbart, pengamatannya  terhadap  pengalaman para  guru  SMP/SMA, dan pengawasnya  terhadap  laboratorium  sekolah yang  didirikannya,  telah  melahirkan  konsep  pemikirannya  tentang filsafat, agama,  serta  teori  dan  praktek yang  dimilikinya.

B.  Konsep Dasar Pemikiran John Dewey
Arti Pendidikan
Menurut Dewey,  pendidikan  adalah upaya  menolong  manusia agar dapat berefleksi  terhadap  masalah  yang  tirnbul dalam masyarakat  dan  upaya memperlengkapi  mereka agar menghasilkan  perubahan  yang  nyata  dalam kehidupan  mereka. Jika  dalam  proses  pendidikan  tidak  ada pengaruh  yang positif  terhadap  alam dan  masyarakat,  maka  janganlah  disebut  pendidikan, karena pendidikan harus memberikan  pengaruh  perubahan  dan pertumbuhan. Sifat sosial  adalah  yang  penting dari  pendidikan  itu.  Untuk  itu,  peran masyarakat  yang  demokratis  adalah  bagian  integral  dalam  mengembangkan sumber  daya  manusia,  karena  setiap  warga  adalah  pribadi  yang  berharga, bukanlah  sebagai  alat untuk melayani  maksud  negara  atau  sarana  untuk mencapai tujuan  dari  pihak yang  berkuasa.  Dengan  cara ini,  pendidikan berorietasi pada  mempersiapkan lingkungan  belajar  yang  memacu  pengalaman untuk  bertumbuh.
Rumusan  Dewey  tentang  pendidikan  adalah "pembentukan  kembali  atau pengorganisasian  ulang  pengalaman  yang  menambah  maknanya  dan  yang menambah  kemampuan  si  pelajar  dalam  memberi  arah terhadap  pengalaman yang  selajutnya." Dan untuk  mencapai  maksud  tersebut,  guru  memiliki peranan  penting untuk  membimbing  pelajar  memperluas  pengetahuan  dan kemampuan  berpikirnya  dalam  menjelajah  hubungan  baru yang  dibangunnya di  atas  pengetahuan  yang  dimiiiki  sebelumnya. Dalam  hal  ini,  Dewey menekankan  bahwa  setiap  orang  belajar dari pengalamaannya  yang  berasal  dari aktivitas  yang  asli  dari  lingkungannya.
C.  Tujuan  Pendidikan
Menurut Dewey,  tujuan bukanlah  berada  di luar  kehidupan,  tetapi berada dalam  kehidupan  itu  sendiri.  Untuk itu,  pembentukan tujuan pendidikan  harus  didasarkan  pada  lingkungan  masyarakat  di  mana anak didik hidup  dan  tempat  di  mana pendidikan  berlangsung.  Tujuan yang  ditetapkan haruslah  khusus,  tidak  berlaku  secara  universal,  dan temporer,  karena  tidak ada kebenaran  dan  nilai  yang  mutlak  dan  berlaku  secara  universal.  Tujuan pendidikan adalah  sebagai  instrumen  untuk bertindak, yang  hasilnya  akan menjadi  instrument  untuk  pencapaian  tujuan  berikutnya  dan  dijadikan sebagai aiat  untuk  bertumbuh. John Dewey memiliki  dua  tujuan  penting yang  harus diperhatikan  dalam menjalankan  pendidikan.  Pertama,  upaya  untuk membedakan hasil-hasil (results)  dan tahap  akhir (end). Tahap  akhir  adalah  hasil  dari langkah-langkah yang  berkesinambungan  dan  teratur yang  diambil secara  cerdas,  bukan  dari kegiatan  yang  dilaksanakan pada tahap  awal. Kedua,  terdapat  tiga  langkah untuk  mencapai  tujuan  dalam  pendidikan,  yaitu:  l)  mengidentifikasi  faktor-faktor  penghalang  bagi para pelajar  yang  menyebabkan tidak  tercapainya tujuan,  dan  bersamaan dengan  itu,  harus  diperhatikan  sarana  yang  tersedia untuk  mencapai tujuan  yang  dimaksud;  2) merumuskan  urutan  pemanfaatan sarana yang ada; 3) mempertimbangkan  kegunaan  dari  semua  sarana yang tersedia  untuk  mencapai tujuan  yang  dimaksud.

D.  Lingkungan  Pendidikan
Lingkungan  pendidikan  adalah masyarakat dan  masyarakat  yang  terbaik adalah masyarakat yang  demokratis,  karena  setiap  kesempatan untuk bekerja terdapat  di  dalamnya.  Dengan  demokrasi  yang  ada,  maka  tidak  terdapat klasifikasi  kesenjangan  sosial  dalam masyarakat. Setiap orang  berkesampatan untuk  mengambil bagian dan  beraktifitas  di dalamnya  serta  menggunakan intelegensinya  secara  maksimal,  agar pertumbuhan  setiap individu  pun  dapat terjadi  secara  maksimal. Sekolah adalah  laboratorium  bagi anak  didik  untuk belajar  hidup bermasyarakat  secara  demokratis,  sedangkan  guru  adalah  peserta  yang turut  membimbing dalam  proses  belajar  mengajar, dan  bukan  sebagai seorang  yang  memiliki  otoritas  penuh  untuk menentukan  segala  sesuatu. Anak didik  dan guru  harus  bebas menentukan  dan  menatakan perabot kelas  dalam  ruangannya,  dan  melalui  sekolah,  anak  akan  belajar  berdisiplin untuk  bertumbuh  dalam  kehidupan  bersama  dengan  orang lain  dari pengalamannya  sendiri,  bukan aturan  dari luar  yang  diberikan  kepada  diri anak.

E.  Proses  Pendidikan
Menurut  Dewey,  kurikulum  (pokok  yang  dipelajari)  berupa metodologi (proses  yang  teriibat  di dalamnya)  dan metodologi mencakup kurikulum,  yang  mana  keduanya  menyatu. Kurikulum  berisi  pengalaman-pengalaman  yang  teruji  yang  dapat  diubah dan  dapat  dibentuk  berdasarkan minat dan  kebutuhan  siswa,  dan  metodenya  adalah  learning by  doing  yang terfokus  pada  keaktifan  siswa.  Keberadaan  siswa  adalah  sekelompok orang yang  memiliki kemampuan  yang  luar  biasa  dan  kompleks  untuk  berturnbuh, sedangkan  guru adalah orang  yang  berperan  untuk  mengawasi  dan membimbing  pengalaman  belajar  siswa,  tanpa  mengganggu  minat dan kebutuhan siswa.

F.   Metode Pengajaran John Dewey
Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah.
& Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
& Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah  yang dihadapinya.
&  Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak     ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
& Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
&  Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.
Namun langkah-langkah ini tidak dipandang secara kaku dan mekanistis, artinya tidak mutlak harus mengikuti urutan seperti itu. Siswa bisa bergerak bolak-balik, antara masalah dan hipotesis ke arah pembuktian, ke arah kesimpulan dalam batas-batas aturan yang bervariasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan instruksional ini mirip dengan suatu penelitian ilmiah di mana suatu hipotesis dapat diuji dan dirumuskan. Selanjutnya Dewey menganjurkan agar bentuk isi pelajaran hendaknya dimulai dari pengalaman siswa dan berakhir pada pola struktur mata pelajaran. Dengan demikian jelas betapa pentingnya makna bekerja, karena bekerja memberikan pengalaman dan pengalaman memimpin orang berpikir sehingga dapat bertindak bijaksana dan benar. Pengalaman itu mempengaruhi budi pekerti. Ada pengalaman positif dan ada pengalaman negatif. Pengalaman yang positf adalah pengalaman yang benar, sebab faedahnya dapat diterapkan di dalam kehidupan. Sebaliknya, pengalaman negatif adalah pengalaman yang salah, merugikan atau menghambat kehidupan dan tak perlu dipakai lagi.

G. Sumbangsih John  Dewey  dalam  Dunia Pendidikan
Pada  masa  kecil dan mudanya,  Dewey melihat bahwa  pendidikan  hanya diberikan  kepada  anak-anak  laki-laki  dan  dari  keluarga  yang tergolong  kaya secara  ekonomi.  Dalam proses  pembelajaran,  anak'anak  yang belajar,  hanya duduk  diam  di kelas dan hanya  mendengar pelajaran  secara  pasif  dan  sopan. Dengan  cara  demikian,  anak  hanya  menerima pelajaran  secara akademik saja dan tidak  diajarkan  untuk  berpikir dan  beradaptasi  dengan dunia  di  luar  sekolah. Karena  keadaan  demikian,  lahirlah  ide-ide  penting  dari  dirinya pertama, anak-anak  adalah  pembelajar  aktif  (active  learner), mereka  akan  dipacu  untuk belajar lebih  baik  jika  mereka  aktif  dalam  proses  belajar mengajar. Kedua, pendidikan  seharusnya  difokuskan  kepada  seluruh  aspek kepribadian  anak dan  memperkuat  kemampuannya  untuk  menyesuaikan  diri  dengan lingkungan di  mana ia  berada,  sehingga ia mampu memecahkan  masalah  yang  dialaminya secara  reflektif dan yang ketiga adalah,  semua  anak-anak,  baik laki-laki  maupun  perempuan, dari  semua lapisan  sosial-ekonomi  serta  semua etnis,  memiliki  hak untuk mendapat  pendidikan  yang  layak. Dalam  dunia  pendidikan  saat ini,  konsep  pemikiran tentang John Dewey masih memiliki  pengaruh  yang  besar. 
Konsep Active-Iearner adalah  konsep  yang  dimunculkan  oleh Dewey yang  menunjukkan  bahwa setiap  anak didik  memiliki  kemampuan  untuk bertumbuh dengan memberdayakan  seluruh  potensi  yang  mereka  mereka  miliki  melalui pendidikan  yang  mereka  dijalani. Di Indonesia,  konsep  active-learner  dikenal  dengan  pendidikan partisipatif,  yang  menekankan  keterlibatan  aktif peserta  didik  dalam  proses pendidikan. Dengan  pola ini,  siswa  dipacu  untuk  terlibat  secara  akrif  untuk dapat mengembangkan  seluruh  sumber  daya  yang  dimiliknya.  siswa  tidak hanya  diam, mendengar,  dan  mencontoh  guru,  sedangkan  guru  haruslah menjadi  fasilitator  dan  memotivasi  siswa  untuk berdialog  dan  berekspresi.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
# John Dewey adalah  orang  yang  berpengaruh  dalam sejarah pendidikan dunia. Konsepnya  tentang  pendidikan  masih  dipakai hingga  saar ini.
# Rumusan  Dewey  tentang  pendidikan  adalah "pembentukan  kembali  atau pengorganisasian  ulang  pengalaman  yang  menambah  maknanya  dan  yang menambah  kemampuan  si  pelajar  dalam  memberi  arah terhadap  pengalaman yang  selajutnya."
# Tujuan bukanlah  berada  di luar  kehidupan,  tetapi berada dalam  kehidupan  itu  sendiri.  Untuk itu,  pembentukan tujuan pendidikan  harus  didasarkan  pada  lingkungan  masyarakat  di  mana anak didik hidup  dan  tempat  di  mana pendidikan  berlangsung.
# Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitive.
# Ide-ide  penting Jhon Dewey pertama, anak-anak  adalah  pembelajar  aktif  (active  learner). Kedua, pendidikan  seharusnya  difokuskan  kepada  seluruh  aspek kepribadian  anak dan  memperkuat  kemampuannya  untuk  menyesuaikan  diri  dengan lingkungan. Ketiga adalah,  semua  anak-anak,  baik laki-laki  maupun  perempuan, dari  semua lapisan  sosial-ekonomi  serta  semua etnis,  memiliki  hak untuk mendapat  pendidikan  yang  layak.
DAFTAR PUSTAKA

Nasiban, Ladisiaus. (2004). Para Psikolog Terkemuka Dunia (Riwayat Hidup, Pokok, dan Pikiran). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Santrock, Jhon W. (2007). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Putri, Rima. (2015). Teori Belajar Jhon Dewey. Tersedia di laman http://rima-putri13.blogspot.co.id/2015/01/teori-belajar-john-dewey.html. Diakses tanggal 13 September 2017.
Rostitawati, Tita. (2014). Konsep Pendidikan Jhon Dewey. Tersedia di laman http://jurnal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/239. Diakses pada tanggal 13 September 2017.
Holil, Anwar. (2008). Metode Pengajaran John Dewey. Tersedia di laman http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/metode-pengajaran-john-dewey.html. Di akses pada tanggal 13 September 2017.
Maiweng, Peniel. (2009). Analisis Konsep Pemikiran Jhon Dewey. Tersedia di laman http://download.portalgaruda.org/article.php?article=283972&val=7142&title=Kajian%20Analisis%20Terhadap%20Konsep%20Pemikiran%20John%20Dewey. Diakses pada tanggal 14 September 2017.